Rabu, 13 Maret 2013

Kehidupan setelah mati

KEHIDUPAN SESUDAH MATI  

Pandangan mengenai pemusnahan roh itu berkaitan erat dengan keyakinan kristen tradisional. Kekristenan tradisional percaya bahwa manusia memiliki roh dan ‘roh itu kekal’ karena itu kematian hanya menghasilkan keselamatan kekal atau hukuman kekal bagi roh itu. Ajaran reinkarnasi dalam agama-agama mistik (seperti Hindu) menunjukkan adanya kepercayaan bahwa roh itu kekal dan dipercaya akan hidup berkali-kali dalam tubuh yang berganti-ganti melalui jangka waktu yang lama sekali.



“Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. . . . Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.“ (Daniel 12:2; Matius 25:46)
Ayat diatas baik dari Perjanjian Lama (Daniel) maupun Perjanjian Baru (Matius) menyiratkan secara eksplisit bagaimana keadaan orang yang mati, yaitu ada kehidupan sesudah mati, dan orang benar akan masuk ke dalam hidup yang kekal dan orang jahat kedalam kengerian/siksaan yang kekal. Dua kondisi kekal yang terbuka sebagai pilihan manusia yang menjalani hidup di bumi ini.
Ayat-ayat diatas dan juga banyak ayat lainnya menyiratkan dengan jelas kehidupan sesudah mati yang akan dialami manusia, dan sekaligus menunjuk kepada surga dimana terdapat kesejukan dan kehadiran Allah dan neraka sebagai tempat hukuman dengan api yang menyala-nyala terus. Kepercayaan tentang dua tujuan setelah kematian ini dipercaya oleh umumnya gereja-gereja kristen tradisional, namun pada abad XIX mulai ada pandangan yang menyimpang dari keyakinan tradisional diatas yang dicetuskan oleh sekte-sekte yang berkembang pada abad itu.
Pemusnahan Tanpa Neraka
Pada abad XIX timbullah sekte-sekte yang menggugat keberadaan neraka dan hukuman yang kekal dan memberikan penafsiran berbeda mengenai nasib yang akan diterima orang berdosa. Diawali secara dini oleh ‘7th day Adventist’ terjadi penolakan terhadap neraka sebagai tempat hukuman kekal, mereka beranggapan bahwa orang jahat yang mati kelak akan dihanguskan dan musnah (annihilated), pandangan mana juga dipercaya oleh Saksi-Saksi Yehuwa dan juga oleh aliran-aliran yang ditimbulkan oleh gerakan adventisme. Saksi-Saksi Yehuwa berpandangan bahwa manusia itu terdiri dari jiwa, dan pada waktu manusia mati jiwa itu juga mati (pada kematian kedua, pada kematian pertama yang mati hanya tidur).
Pandangan mengenai pemusnahan roh itu berkaitan erat dengan keyakinan kristen tradisional. Kekristenan tradisional percaya bahwa manusia memiliki roh dan ‘roh itu kekal’ karena itu kematian hanya menghasilkan keselamatan kekal atau hukuman kekal bagi roh itu. Ajaran reinkarnasi dalam agama-agama mistik (seperti Hindu) menunjukkan adanya kepercayaan bahwa roh itu kekal dan dipercaya akan hidup berkali-kali dalam tubuh yang berganti-ganti melalui jangka waktu yang lama sekali.
Sekalipun Adventisme beranggapan bahwa roh manusia itu tidak kekal dan sekali waktu yang jahat akan dimusnahkan, Adventisme masih percaya bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah sekaligus bersifat kekal, namun aliran-aliran sempalan dari Adventisme dimulai dari Church of God 7th day dan Gerakan Nama Suci beranggapan bahwa roh kudus itu juga bukan pribadi kekal melainkan hanya tenaga batin Allah. Saksi-Saksi Yehuwa secara total menolak Allah Tritunggal, bagi SSY Roh Kudus hanya tenaga aktif Allah dan roh manusia itu adalah jiwa yang akan lenyap bila manusia mati.
Jadi kita bisa melihat bahwa ajaran anihilasi (tiadanya neraka dan siksaan kekal) berkaitan erat dengan pandangan mengenai hakekat roh itu apakah merupakan pribadi yang kekal ataukah tidak, dan lebih lanjut lagi berhubungan dengan keyakinan lebih tinggi apakah Roh Kudus itu pribadi yang kekal atau hanya sekedar tenaga batin/aftif saja..
Apa Kata Firman Tuhan?
Penganut anihilasi beranggapan bahwa Alkitab menyiratkan mengenai pemusnahan yang menunjuk ibarat hangusnya Jerami yang dibakar (Mal.4:1; Mat.3:12) dan juga neraka sebagai tempat pemusnahan tubuh maupun jiwa (Mat.10:28). Namun ayat-ayat itu sendiri kontroversial, sebab jerami (tubuh tanpa roh) tidak bisa diumpamakan dengan manusia (tubuh dengan roh), jadi kalau jerami atau tubuh dibakar memang hangus dan lenyap namun roh manusia tidak akan mati karena itu satu-satunya cara adalah berada dalam kondisi hukuman kekal dalam api neraka yang menyala terus menerus. Dalam Mat.3:12 disebutkan bahwa ibarat ‘jerami dibakar dalam api yang tidak terpadamkan,’ ini menunjukkan bahwa jerami disini menunjuk kepada (tubuh dengan roh) karena kalau jerami biasa tentu dibakar langsung hangus dan tidak membutuhkan api yang tidak terpadamkan, api yang tidak terpadamkan hanya diperlukan karena roh manusia tidak bisa musnah dan hanya mungkin dihukum secara terus menerus pula.
Dalam Mat.25:41 disebutkan bahwa api yang kekal diperlukan untuk Iblis dan malaekat-malaekatnya. Kalau sekedar hanya untuk memusnahkan sekali saja, apa gunanya sejarah keselamatan (soteriologi) melalui para patriakh, nabi, imam, dan raja, dan diteriuskan oleh Yesus dan para rasulnya melalui jangka waktu yang panjang itu kalau sebenarnya Iblis dan malaekatnya bukan mahluk kekal dan bisa negitu saja dimusnahkan sehingga terhenti aktivitasnya?
Ayat-ayat pembuka artikel ini (Dan.12:2; Mat.25:46) menunjukkan mengenai kengerian/siksaan yang kekal dalam neraka bagi orang jahat. Dalam Mat.25:46, istilah ‘siksaan yang kekal’ itu paralel dengan ‘hidup yang kekal.’
Neraka juga digambarkan sebagai tempat dimana terus-menerus akan terdengar ‘ratapan dan kertak gigi.’ (Mat.8:12;13:42,50;22:13;25:30). Luk.16:22-24 menunjukkan kondisi ‘kesakitan yang terus-menerus.’ Wah.14:10 menunjuk pada ‘disiksa dengan api dan belerang,’ dan dalam Wah.20:10 disebutkan bahwa ‘Iblis dan yang disesatkannya’ dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang … dan mereka disiksa siang dan malam sampai selama-lamanya.’ Ayat terakhir ini disebutkan siksaan yang terjadi ‘siang-malam’ dan ‘selama-lamanya.’ Mrk.9:48 menyebut: ‘di mana ulat tidak mati dan api tidak padam, jadi api neraka tidak menghanguskan melainkan menyiksa selama-lamanya.
Mengapa Perlu Berita Tentang Neraka?
Sekte-sekte dan orang modern tidak lagi mau percaya adanya neraka, mereka menyebut bahwa siksaan terus menerus dan adanya neraka tidak sesuai dengan kasih, sebab bukankah para rasul dan mereka yang selamat tidak akan hidup tenang kalau melihat tetangganya terus menerus tersiksa dalam api. Firman Tuhan sendiri bukan hanya menyebut tentang kasih saja tetapi juga berita tentang murka Allah, ini menunjukkan keadilan Allah. Yoh.3:16 menyebut bahwa ‘barang siapa percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal,’ dan ayat Wah.14:10 menyebut: ‘mereka disiksa dengan api didepan malaekat kudus dan Anak Domba.’
Ada juga yang menyebut bahwa berita tentang neraka hanya cara untuk menakut-nakuti anak kecil dan orang yang lemah. Sebenarnya ya kalau neraka tidak ada, tetapi karena Alkitab dengan jelas bercerita tetang neraka maka kita perlu memberitakannya, karena: “siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” (Yud.1:7). Karena itu, umat kristen yang percaya akan Injil seharusnya berbeban memberitakan kabar baik tentang surga dan neraka, soalnya kalau saat penghakiman terjadi tidak ada dalih bagi manusia bahwa mereka tidak tahu adanya neraka.
Sebenarnya timbulnya penolakan akan adanya neraka dikalangan sekte-sekte abad XIX sebenarnya timbul karena ketakutan bahwa mereka yang mengajarkan penyesatan akan masuk neraka, dan sudah terbukti dengan jelas bahwa sekte-sekte abad XIX menyesatkan umat kepada ‘injil lain’ dan tidak setia kepada ‘Injil tentang Tuhan Yesus Kristus.’
Amin! ***

Minggu, 03 Maret 2013

Seputar Bilangan Kompleks

Definisi Bilangan Kompleks bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk x + iy dimana x dan y adalah bilangan riil, dan i adalah bilangan imajiner tertentu yang mempunyai sifat i 2 = −1. Bilangan riil a disebut juga bagian riil dari bilangan kompleks, dan bilangan real b disebut bagian imajiner. maka = bagian riil z, = bagian imajiner z, = satuan imajiner dan . Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bilangan kompleks yaitu Jika dan maka z dinamakan bilangan imajiner murni. Jika dan maka z merupakan bilangan riil. Kesamaan bilangan kompleks. Misalkan dan . jika dan hanya jika dan . Contoh 1 Seperti sebelumnya i adalah sebuah bilangan dimana i2= -1, dengan demikian persamaan x¬¬¬¬2+1 = 0 mempunyai solusi dalam himpunan bilangan kompleks. Solusi dari persamaan ini adalah x=i dan x=-i, karena i2=-1 dan (-i)2 =(-1)2 i2 = -1 Misalnya: x2 – 6x + 34 = 0 x=(-b±√(b^2-4ac))/2a x= (6±√(36-136))/2 = (6±√((-100)))/2 = (6±i10)/2 x= 3 + i5 atau x= 3-i5 3 = disebut bagian real dari x 5 = disebut bagian imajiner dari x x= 3 + i5 = disebut “ bilangan kompleks” jadi bilangan kompleks = ( bagian real) + i( bagian imajiner) Kesamaan Bilangan Kompleks Dua bilangan kompleks dikatakan sama jika dan hanya jika bagian real dan bagian imajinernya masing-masing sama. z1 = z2  Re(z1) = Re(z2), Im(z1) = Im(z2) Misalnya : x + ib = 8-i4 x = 8 y = 4 (x + y) + i( x-y) = 8 + i4 (x + y) = 8  x + y = 8  x = 8-y (x – y) = 4  x – y = 4  (8-y)-y = 4 8-2y = 4 y = 2 x + y = 8 x + 2 = 8 x = 6 Pernyataan Bilangan Kompleks Secara Grafis, Grafik Argand Bilangan kompleks merupakan pasangan berurut , sehingga secara geometri dapat disajikan sebagai titik pada bidang kompleks (bidang xy), dengan sumbu x (sumbu riil) dan sumbu y (sumbu imajinair). Selain itu, bilangan kompleks juga dapat disajikan sebagai vektor dalam bidang kompleks dengan titik pangkal pada titik asal dan ujung vektor merupakan titik . Karena z = x + iy dapat dinyatakan sebagai z= (x,y), merupakan pasangan terurut bilangan real, maka z dapat digambarkan secara geometri dalam koordinat Kartesius sebagai sebuah titik (x,y). Pemberian nama untuk sumbu x diubah menjadi sumbu Real dan sumbu y diubah menjadi sumbu Imajiner. Bidang kompleks tersebut di beri nama bidang Argand atau bidang z. Jika kita hubungkan titik asal (0,0) dengan titik (x,y), maka terbentuk vektor; sehingga bilangan kompleks z = x+iy = (x,y) dapat dipandang sebagai vektor z. Arti geometris dari penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks dapat dilihat pada gambar berikut.